MENCARI MAHA SULUH
/
0 Comments
bagaimana padamu ku kembali jika hati ini masih bertumbal menggelayut diatap pintunya. berjubal bringas. dalam gamang mengikat partikel pantul cahaya. samasekali gelap tanpa suluh. bermacam tumbal persembahan otak penuh angka dan perhitungan membawa terbang dan selanjutnya mendobrak pintu langit, berteriakteriak lantang di atas sana. coba mengkoyak scenario tali paksa bertahan. terbataspun aku limbung tak tahan.
“carilah dunia selain duniaku, nasib selain nasibku, scenario selain skenarioku, waktu selain waktuku, masa selain masaku, harmoni selain harmoniku, rizki selain rizkiku, carilah yang semua bukan dariku.”
gelap, hingga suluh-suluh itu memancar dari senyum pengemis dan bayi digendongnya, dari masing-masing ibu yang menetek anaknya, dari masing-masing bapak yang mengelap keringatnya. mereka menggumpal, membentuk benteng suluh semesta. selanjutnya, dengan suluh-suluh lainnya bersatu menuju maha suluh sebenarnya.
Apakah kita percikan dari maha suluh itu jua? atau sudahkah?
22 okt 2010